Posts

God is good, all the time.

Image
Hello Folks. Di tanggal 4 Februari 2020 kemarin,akhirnya gue (finally) wisuda, yeay! Rasanya kalo di flashback lagi, petualangan memulai tugas akhir ini emang cukup menantang.   Mulai dari pedekate sama calon dosen pembimbing, nentuin topik utama skripsi, milih daerah penelitian, sampe akhirnya acc buat maju Seminar Usulan Penelitian. Gue mengakui kalau drama skripsi gue tidak separah temen-temen gue yang lain. Ada yang bermasalah di dosennya lah, bermasalah di topiknya lah, gak di- acc acc buat maju sidang lah, dll dll. Puji Tuhan gue tidak mengalami drama drama yang segitunya. Puji Tuhan gue punya dosen pembimbing yang sangat-sangat baik dan kooperatif. Yang udah berjasa banget nawarin gue kerja sama dalam proyek penelitiannya sampe akhirnya gue bisa punya penghasilan sendiri.  Huaa God bless you abudantly bukk!! Hal yang cukup sulit mungkin karena gu e melakukan penelitian ini sendirian. Jadi dari survey sampai ngurus administrasi dan ngambil data bener-bener gu

We Meet Each Other By A Reason

Ini sebenernya cerita di pertengahan tahun 2019 yang lupa mulu buat dipost haha. Gue selalu percaya dengan yang namanya "kekuatan relasi dan jaringan". Di sekitar gue, bahkan gue sendiri, pernah mengalami hal-hal yang ga pernah terbayangkan sebelumnya (in positive way off course) , karena relasi kita dengan orang lain. Bukan berarti kerja keras dan skill itu gak perlu, tapi identitas kita sebagai mahluk sosial yang harus bersosialisasi dengan orang lain emang gak bisa dipungkiri. Ditambah lagi dengan fakta, bahwa di dunia ini nggak ada yang kebetulan. Di bulan Juni kemarin, salah satu senior gue di UKM yang gue ikutin saat ini, ngehubungin gue dan minta gue jadi moderator di acara bedah bukunya. Berhubung gue adalah tipe orang yang tidak pernah berpikir panjang dalam mengambil setiap kesempatan yang datang, akhinya gue bersedia. Karena kita gak akan pernah tau, di kesempatan mana "kotak pandora" kiata bakal kebuka. Jadi, tiap ada kesempatan untuk mengeksplor diri d

2019, i'm blessed.

Kalau melihat setahun ke belakang, terhitung dari Januari 2019-Desember 2019, banyak banget hal baru dan berbagai pengalaman yang bahkan gue gak expect bisa mengalami itu semua. To be honest, gue memulai tahun 2019 dengan penuh kekuatiran. Dipilih jadi Sekretaris Jenderal, di organisasi yang gue ikuti menimbulkan banyak ketakutan dalam diri gue, secara tidak langsung. Gue merasa insecure dengan kapasitas gue sendiri. Ditambah lagi dengan personality gue sebagai seorang introvert, gak suka segala sesuatu yang lelet, dan too perfeksionis, gue takut gak bisa mengayomi angota di organisasi ini dengan baik.  Gue takut gue malah menurunkan kualitas sumber daya di organisasi sini. Gue takut gabisa manajemen waktu organisasi dengan kuliah. Gue takut ini... gue takut itu,, dlll Dan banyak banget hal lain yang gue kuatirkan.  Selama 2019 berjalan, banyak banget ketakutan yang gue takutkan akhirnya terjadi, meskipun gak semua. Awalnya gue ngerasa, ah yaudahlah gagal aja udah gue ini,

Apakah negatif = buruk (?)

Image
Sebagai manusia, mayoritas kita pasti akan seneng kalo mendengar/melihat sesuatu yang positif. Kita seneng dipuji, kita seneng diapresiasi, kita seneng kalo dikasih hadiah, dan lain sebagainya.  Tapi sebaliknya, ((biasanya)) berat banget buat kita untuk menerima kritikan, kemarahan orang lain, diejek, atau melihat nilai jelek, atau melihat sesuatu yang negatif.  Gue semakin sadar sifat alamiah manusia ini baru-baru ini, ketika gue lagi mengolah data untuk skripsi gue. Hasilnya menyatakan bahwa ada beberapa variabel bebas yang pengaruhnya tidak signifikan terhadap variabel dependen. Hasil ini tentu mengecewakan, karena berlawanan dengan hipotesis gue sebagai peneliti.Beberapa orang yang ngelihat hasil skripsi gue ini sampe bilang coba lagi coba lagi dan coba lagi. kenapa bisa gak berpengaruh? kok bisa gini? kok bisa gitu? Ayo coba lagi siapa tau bisa jadi signifikan. Gue sempet bingung karena yang namanya penelitian, dilakukan untuk membuktikan hipotesis, kalo hipotesisnya sal

First Timer in: #Jogja

Image
Setelah sekian lama "hibernasi" dari menulis di blog ini, #finally i'm back ! Sambil mau cerita juga tentang pengalaman gue ke jogja beberapa hari yang lalu. Jadi di tanggal 21-24 November 2019, gue ke Jogja for the first time haha. Tujuan gue ke jogja adalah untuk ikut di suatu acara namanya Asean Youth General Forum yang diadakan di UMY dan tentunya juga buat jalan-jalan hehe. Sejujurnya agak worry juga saat memutuskan untuk berangkat ke Jogja, tanpa orang tua, karena sejujurnya kemarin itu adalah pertama kalinya gue naik kereta jauh dan dalam waktu yang agak lama. Tapi Puji Tuhan, semuanya lancar-lancar dan gue super excited dengan segala hal dan pengalaman baru yang gue dapatkan dari kota indah ini. Well, kalau bicara soal Jogja's vibe, menurut gue, vibes di Jogja lumayan mirip-mirip sama Bandung.  Dan jujur ini salah satu hal yang membuat gue lumayan nyaman di Jogja dan gak merasa kayak orang asing yang tersesat.  Btw, bisa berangkat ke Jogja mun

Tentang Mengkritik dan Dikritik

Image
Gue adalah salah satu orang yang "terlalu banyak berpikir" ketika mau mengutarakan sesuatu, termasuk ketika gue mau mengkritik. Kadang gue mikir, "eh bahasa gue bakal bikin dia tersinggung gak ya", atau "eh ini tuh penting gak sih buat diomongin", dan yang lebih pasrah lagi adalah ketika gue pada akhirnya berpikir "yaudah aja kali ya nanti juga sadar sendiri". Gue tau, ketakutan gue sebenarnya bukan berasal dari diri gue, tapi gue takut dengan respon balik orang yang gue kritik tersebut.  Gue takut dia marah ke gue, gue takut ditolak, gue takut punya musuh, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini membuat gue pada akhirnya jadi individu yang pasif dan suka kaget sendiri kalau ditanya masukkan atau saran untuk sesuatu/seseorang, karena gue gak tau gimana cara mengutarakannya dan takut apa yang gue omongin bakal jadi "kontroversi",  meanwhile gue adalah seorang introvert yang kurang nyaman jadi pusat perhatian. Tapi di perkuliah

Letting you, be you

Image
"Ada beberapa orang yang sudah mengenal dirinya sendiri, tapi seringkali menolak identitas dirinya sendiri" Bulan Agustus kemarin, menurut gue pribadi (sesuai dengan yang udah gue perkirakan juga) merupakan salah satu bulan ter hectic yang pernah ada di tahun ini. Rutinitas yang harus gue jalanin cukup padat, gue harus membagi waktu antara magang-organisasi-persiapan penelitian-proyek dosen- dll dll. Dan biasanya, ketika otak lagi banyak tekanan, emosi akan cenderung naik turun ( well , ini yang biasa terjadi dan menjadi problem di gue sih heheh) Di tengah kepadatan duniawi tersebut, manajemen emosi menjadi problem yang cukup berat buat gue. Apalagi di masa-masa magang kayak gini, bukan cuma gue doang yang magang, tapi hampir semua temen-temen gue di organisasi itu semuanya juga magang. Dan mereka kebanyakan magangnya di luar Bandung, sehingga mobilisasi mereka dalam mengurus berbagai kegiatan terkait organisasi dan event-event tahunan kampus jauh lebih sulit di