2019, i'm blessed.

Kalau melihat setahun ke belakang, terhitung dari Januari 2019-Desember 2019, banyak banget hal baru dan berbagai pengalaman yang bahkan gue gak expect bisa mengalami itu semua.
To be honest, gue memulai tahun 2019 dengan penuh kekuatiran. Dipilih jadi Sekretaris Jenderal, di organisasi yang gue ikuti menimbulkan banyak ketakutan dalam diri gue, secara tidak langsung.
Gue merasa insecure dengan kapasitas gue sendiri. Ditambah lagi dengan personality gue sebagai seorang introvert, gak suka segala sesuatu yang lelet, dan too perfeksionis, gue takut gak bisa mengayomi angota di organisasi ini dengan baik.  Gue takut gue malah menurunkan kualitas sumber daya di organisasi sini. Gue takut gabisa manajemen waktu organisasi dengan kuliah. Gue takut ini... gue takut itu,, dlll Dan banyak banget hal lain yang gue kuatirkan. 

Selama 2019 berjalan, banyak banget ketakutan yang gue takutkan akhirnya terjadi, meskipun gak semua. Awalnya gue ngerasa, ah yaudahlah gagal aja udah gue ini, emang gue gak becus, dan gue memang gak kompeten. Tapi, dengan berbagai kekurangan yang gue punya dan terjadinya hal-hal tersebut, makin lama gue makin "muak" untuk pasrah.  Gue kesel dengan diri gue sendiri yang tiap ada hal yang gak mengenakkan terjadi kok gue iya iya aja, pasrah-pasrah aja, gue sangat takut kalau orang-orang ngejauhin gue kalo gue protes, kalo gue marah, atau kalo gue kritik.
Akhirnya, gue mencoba untuk mengevaluasi diri gue sendiri dan menjadikan setiap hal yang udah terjadi sebagai pelajaran. Gue mulai berusaha tegas, ke diri sendiri maupun even itu ke temen gue sendiri, demi kemaslahatan bersama LOL. Karena gue sadar, kalo misalnya temen/adik tingkat gue ada yang ngelakuin kesalahan dan gue gak ngasitau mereka dimana poin kesalahannya, itu termasu kesalahan gue juga, karena mereka jadinya gak bisa berkembang. Meskipun banyak pro dan kontra, tapi lambat laun gue mulai bisa menerima kenyataan, kalau memang gak semua orang harus suka dengan kita, dan gak selamanya kita harus menyenangkan semua orang. 

2019 merupakan tahun dimana gue akhirnya bisa berdamai dengan diri gue sendiri, dimana akhirnya gue bisa tau kekurangan dan kelebihan gue, sifat gue, dan berusaha untuk mengontrol itu semua sesuai situasi dan kondisi yang gue hadapi.  Mungkin kalau gue gak pernah jadi sekjen, sampai saat ini gue masih menjadi wistha yang insecure dan belum bisa mengenal dirinya sendiri.
Pada akhirnya, gue jadi tau salah satu tujuan Tuhan kasih kesempatan gue untuk jadi sekjen, and this is a great blessing for me.

Selanjutnya, being mawapres! Sekali lagi, rencana Tuhan emang gak ada yang tau. Di awal tahun 2019, gue iseng untuk ikutan pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas, karena gue tau kalau kita ikutan kompetisi ini nanti akan ada training khusus seputar penulisan jurnal, artikel, public speaking, dll Dan tujuan gue hanyalah untuk mengikuti training itu. Tapi, gak disangka-sangka, gue menang jadi juara 1 untuk mewakili fakultas gue ke tingkat univ. Di tingkat univ, gue kenalan dengan juara-juara mawapres dari berbagai fakultas. Mereka semua orang-orang hebat. Dan gue beryukur bisa mengenal dan bisa berada di "circle" yang bisa memotivasi gue untuk terus maju dan meningkatkan kapasitas diri gue.
Jadi mawapres membuka banyak kesempatan gue untuk bisa mengembangkan diri dengan jadi moderator di berbagai acara, MC, hingga pembicara. Sesuatu yang gak pernah gue berani bayangin sebelumnya. Inget banget waktu maba tahun 2016, gue ngeliat dan ngedenger kata mawapres aja merinding sendiri, haha.

2019 juga membuat gue semakin mengenal temen-temen kuliah gue. Dinamika pertemanan sangat kita rasakan, terutama saat magang. Gue sama temen-temen gue tinggal serumah selama hampir 3 bulan! Haha. Jadi makin kenal sama karakter masing-masing, kebiasaan masing-masing, sampe ringtone hp masing-masing.  Thankyou girls, for willing to be my friend and be an important part of my college life. Hua jadi sedih juga kalo inget di 2020 kita bakal lulus dan mulai mencari jalan kita masing-masing :(

Hal yang gak disangka juga adalah di 2019 gue berhasil menyelesaikan 2/3 sidang tugas akhir gue menuju sarjana. Gue bukan tipe orang yang menarget pengen banget lulus cepet 3,5 tahun. Lulus tepat waktu aja udah cukup. Tapi ya lagi-lagi berkat Tuhan tidak terkira. Meskipun banyak drama yang terjadi, Tuhan izinin gue untuk bisa "sedikit" lega di 2019 ini dengan tuntasnya skripsi gue.

Banyak banget sebenernya hal yang gue syukur di 2019, gue juga makin sadar kalau segala keluhan gue selama ini tidak sebanding dengan masalah yang dihadapi temen-temen gue lainnya. Masih banyak yang punya masalah lebih kompleks dan jauh lebih berat dari gue. Sedangkan gue yang masih bisa makan 3x sehari sambil nonton drakor dan rebahan di kasur dengan nyaman masih aja sering ngeluh.
2019 taught me to be more grateful. Karena God is good. Too good. All the time.
Tidak sabar untuk menyongsong dan menantikan pengalaman baru di 2020.
Selamat tahun baru guys, 
God bless you all. 

Comments

Popular posts from this blog

First Timer in: #Jogja

We Meet Each Other By A Reason

Apakah negatif = buruk (?)