Letting you, be you




"Ada beberapa orang yang sudah mengenal dirinya sendiri, tapi seringkali menolak identitas dirinya sendiri"

Bulan Agustus kemarin, menurut gue pribadi (sesuai dengan yang udah gue perkirakan juga) merupakan salah satu bulan terhectic yang pernah ada di tahun ini.
Rutinitas yang harus gue jalanin cukup padat, gue harus membagi waktu antara magang-organisasi-persiapan penelitian-proyek dosen- dll dll. Dan biasanya, ketika otak lagi banyak tekanan, emosi akan cenderung naik turun (well, ini yang biasa terjadi dan menjadi problem di gue sih heheh)
Di tengah kepadatan duniawi tersebut, manajemen emosi menjadi problem yang cukup berat buat gue. Apalagi di masa-masa magang kayak gini, bukan cuma gue doang yang magang, tapi hampir semua temen-temen gue di organisasi itu semuanya juga magang.
Dan mereka kebanyakan magangnya di luar Bandung, sehingga mobilisasi mereka dalam mengurus berbagai kegiatan terkait organisasi dan event-event tahunan kampus jauh lebih sulit dibandingkan gue yang magangnya di Lembang.

Akhirnya tibalah di fase-fase yang selalu datang dan selalu gue benci ketika fase ini datang: fase dimana gue merasa sendirian. 
Iya, berbagai tuntutan pekerjaan ditambah dengan lelahnya masa-masa magang ditambah lagi temen-temen gue magangnya nun jauh dimato dan gabisa bantuin gue secara langsung, membuat gue merasa sendirian.
Dan ketika fase ini datang, hal yang biasanya bakal gue lakuin adalah "being a superior woman" dan meyakinkan  diri sendiri dengan berprinsip "ah, gue bisa kok ngerjain semuanya sendiri".
Prinsip kayak gitu gue terapkan karena gue ngerasa menjadi pribadi yang sangat lemah ketika gue menuntut temen gue untuk ngebantu gue.
Gue juga ngerasa ketika gue minta bantuan kok kayaknya gabakal ada yang ngerespon positif. Contohnya kayak "iya nanti yaa gue bantu", atau "aduh gue lagi di luar nih, nanti ya" dll dll
Akhirnya daripada buang-buang waktu, gue memutuskan untuk mengerjakan segala yang bisa gue lakukan sendirian.

Karena gue berprinsip kayak gitu, lambat laun gue jadi memandang orang-orang yang mudah marah karena diabaikan, orang-orang yang sering "playing victim",  dan yang  "dikit-dikit minta tolong" itu adalah orang yang manja dan menyebalkan. LOL
Gue ngerasa kenapa sih ada orang-orang yang seneng buang-buang waktu kayak gitu, padahal kalo mereka bisa sendiri ya kenapa harus repot-repot nyuruh orang lain, ye kan?

Tapi guys, selama bulan Agustus kemarin, gue menyadari ternyata berusaha menjadi wanita superior nan independen itu capek juga. Capek fisik, capek hati juga. 
I was at a point where I couldn't find any enjoyment at all, even with me time which usually made me comfortable. I often feel tired even though I wasn't too busy that day.
Gue sadar itu semua gue rasain karena gue selau berusaha untuk ngerjain segala hal dalam jangka waktu yang udah gue tetapkan tanpa boleh ngaret, dan off course: sendirian.
Gue sama sekali ga memberikan "izin" kepada diri sendiri untuk merasa lemah atau berkeluh kesah sama Tuhan tentang apa yang gue alami dalam satu hari itu.
Padahal gue tau, gue bukanlah manusia yang se-superior itu, gue juga bisa merasa sedih, gue bisa nangis sewaktu-waktu, gue bisa marah ke orang lain, tapi gue menolak "karakter" gue sendiri dan berusaha memasukkan karakter buatan ke dalam diri gue.

It's a normal thing if you are tired and you feel sad. There is nothing wrong with that, because you are a human being, a social being, who cannot do everything alone.
Sampai saat ini, gue jadi semakin sadar ternyata di usia 21 tahun ini gue masih belum benar-benar mengenal diri gue dengan baik, dan masih berusaha untuk mencampuradukkan karakter orang lain dalam karakter gue.
Gue mulai menyadari dan berusaha menerima karakter gue saat ini, gue mulai menerima kalau marah, sedih, bangun telat, ngerasa mager, deadline lewat, itu semua hal wajar.
Tapi, bukan berarti dengan menerima keadaan diri sendiri lantas kita jadi pasrah dan maksa orang lain menerima kita apa adanya, but as human, we certainly must be able to continue to learn to train our emotions and develop our character in a better direction.
That's what mature person do.
Selamat berproses dan berprogress!

#ThankyouAugust

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

First Timer in: #Jogja

We Meet Each Other By A Reason

Apakah negatif = buruk (?)