Tentang Mengkritik dan Dikritik


Gue adalah salah satu orang yang "terlalu banyak berpikir" ketika mau mengutarakan sesuatu, termasuk ketika gue mau mengkritik.
Kadang gue mikir, "eh bahasa gue bakal bikin dia tersinggung gak ya", atau "eh ini tuh penting gak sih buat diomongin", dan yang lebih pasrah lagi adalah ketika gue pada akhirnya berpikir "yaudah aja kali ya nanti juga sadar sendiri".
Gue tau, ketakutan gue sebenarnya bukan berasal dari diri gue, tapi gue takut dengan respon balik orang yang gue kritik tersebut. Gue takut dia marah ke gue, gue takut ditolak, gue takut punya musuh, dan lain sebagainya.
Kebiasaan ini membuat gue pada akhirnya jadi individu yang pasif dan suka kaget sendiri kalau ditanya masukkan atau saran untuk sesuatu/seseorang, karena gue gak tau gimana cara mengutarakannya dan takut apa yang gue omongin bakal jadi "kontroversi", meanwhile gue adalah seorang introvert yang kurang nyaman jadi pusat perhatian.

Tapi di perkuliahan, oh tidak bisa begitu ferguso.
Di organisasi yang gue ikuti, kita dituntut untuk kritis, profesional, dan berlapang dada selapang-lapangnya ketika kinerja kita dievaluasi. Bukan cuma di organisasi, di jam kuliah pun kita semua dituntut buat aktif. Harus bisa menganalisis masalah, berpikir kritis dan mengutarakan pendapat/pertanyaan.
Nah, karena "the power of kepepet" ini, gue akhirnya pelan-pelan belajar untuk mengatur tata bahasa ketika bicara, riset dulu sebelum ngomong, dan termasuk meyakinkan diri sendiri kalau apa yang gue utarakan semua untuk kebaikan bersama, entah orang lain bakal terima apa enggak, yaudah, it depends on them.
Respon kita adalah tanggung jawab kita masing-masing, right?

Selain itu, dalam sebuah kegiatan juga ada kakak tingkat gue yang pernah ngomong, kalau kamu takut untuk mengkritik seseorang karena takut dimusuhin atau ditolak, itu pertanda kalau kamu masih egois. Kenapa? Ketika kita cuma mikirin hubungan kita dengan orang yang akan kita kritik ini akan renggang, maka bisa jadi kita cuma mikirin kepentingan kita sendiri. Kita gak peduli apakah orang ini bakal berubah atau engga, yang penting posisi gue "aman". Padahal, bisa jadi kritik yang kita kasih ke dia, bisa jadi motivasi atau evaluasi untuk dia bisa lebih baik lagi ke depannya.

Tapi usahain sebelum mengkritik orang kita tetap mikir, kira-kira apakah dalam hal itu gue udah lebih baik dari dia? Atau malah lebih buruk?
Sebenarnya ini gak terlalu berpengaruh sih, karena setiap orang bebas berpendapat demi kebaikan orang lain, kan?
Tapi kalau misalnya diantara kalian masih ada yang takut "ditolak", coba intropeksi diri dulu apakah kritik yang akan kalian lontarkan relevan atau tidak.
Misalnya, kalian menyuruh orang untuk jujur tapi kalian sendiri masih suka nyontek, hmm...
Maka dari itu, intropeksi diri itu hal yang penting dalam hal mengkritik-dan dikritik.
Jangan terlalu takut salah, dan jangan takut bersuara, good luck!!!

Comments

Popular posts from this blog

First Timer in: #Jogja

We Meet Each Other By A Reason

Apakah negatif = buruk (?)