#ceritaWistha: My AYIC 2018's experience

Hello guys, happy new year 2019!
Wish u all have a greater journey in 2019😆


Di tahun 2018 kemarin, tepatnya di bulan September, aku sempat mengikuti salah satu kegiatan konferensi pemuda se-Asia Tenggara yang diadakan di Bandung, namanya, Asean Youth Initiative Conference (AYIC). AYIC 2018 yang aku ikuti beberapa waktu yang lalu merupakan kegiatan AYIC yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh BEM Kema Universitas Padjadjaran dan pelaksanaannya berlangsung selama empat hari tepatnya tanggal 10-13 September 2018. Kegiatan ini diikuti oleh para pemuda dari negara-negara di Asia Tenggara dengan rentang umur pesertanya sekitar 18-25 tahun.Untuk proses pendaftarannya, untuk AYIC 2018 kemarin kebetulan dibuka jalur reguler dan jalur beasiswa, jadi delegasi yang memperoleh beasiswa nantinya ngga perlu lagi untuk membayar biaya konferensi jadi semacam konferensi fully funded gitu. Karena aku ikut jalur beasiswa, aku kurang tahu apakah yang reguler diseleksi apa ngga. Tapi kalo yang jalur beasiswa setau aku diseleksi. Prosesnya kemarin submit paper, motivation letter, dan isi link pendaftaran gitu, baru sekitar 2 minggu kemudian pengumuman lolos/ nggaknya.

Untuk papernya, dari tahun ke tahun AYIC biasanya membahas seputar topik-topik yang berkaitan dari 17 SDGs. Kalau di tahun 2018 kemarin, topik yang dibahas adalah seputar gender equality (SDG 5), affordable and clean energy (SDG 7), Industry, Innovation, and Infrastructure (SDG 9), dan yang terakhir Life below water (SDG 14). Keempat topik ini disebut chamber, jadi ada 4 chamber dan aku memilih chamber Life Below Water sebagai topik paperku, dan chamber yang kita pilih ini akan menjadi kelompok diskusi kita selama mengikuti konferensi AYIC 2018. 

Singkat cerita, akhirnya aku terpilih menjadi delegasi dalam AYIC 2018 jalur beasiswa. Well, karena ini konferensi pertama aku, jadi sebenernya di awal aku masih gapunya bayangan tentang pelaksanaan AYIC itu seperti apa, jadi aku berusaha cari tahu dengan nonton video di youtube tentang AYIC tahun-tahun sebelumnya 😂 Dan tiap delegasi yang terpilih itu diminta untuk membuat powerpoint tentang paper yang udah kita buat untuk nantinya akan dipresentasikan bersama kelompok chambernya.  

Di hari pertama AYIC 2018, agenda utamanya adalah seminar dan field trip. Jadi kayak semacam pembukaan gitu, ada opening ceremony, lalu seminar dari dua pembicara, dan diakhiri dengan lunch break. Sore harinya, panitia mengadakan games di daerah Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika Bandung, kayak semacam post to post, dan berakhir di salah satu tempat makan di daerah Braga untuk makan malam bareng sama panitia dan delegasi lainnya. Hari pertama ini seru banget karena kita main games sambil keliling-keliling Kota Bandung dengan jalan kaki, huah what a interesting"journey" haha

Lalu berlanjut ke hari kedua, di hari kedua ini, kita full presentasi per kelompok. Jadi tiap kelompok dipisah sesuai pilihan chamber/topik SDG nya. Dan tiap delegasi akan presentasi di hadapan teman-teman sekelompoknya sambil diskusi/tanya jawab tentang topik yang diangkat. Di chamber aku sendiri, life below water, diskusinya berlangsung seru karena teman-teman sekelompok aku mengangkat berbagai ide brilian terkait kehidupan bawah laut, mulai dari kehidupan hiu, bahaya pencemaran plastik, konservasi terumbu karang dan padang lamun, dan sebagainya. It makes me realize that there are so many youths who care about sustanaibility of underwater life and I feel so lucky to be met with smart youths like them. 

Di hari ketiga, kegiatannya adalah workshop kemudian kita diskusi semacam fgd dan ada moderatornya. Diskusi ini tujuannya untuk menemuka solusi dari permasalahan kehidupan bawah laut yang sudah kita bahas di hari sebelumnya sekaligus untuk merinci action plan  yang akan kita lakukan sebagai generasi muda untuk mewujudkan solusi tersebut. Ini diskusinya lumayan menantang dan seru karena harus memutar otak sekaligus belajar untuk berani mengutarakan pendapat kita sekaligus menghargai pendapat orang lain. Tapi karena kelompokku berisi orang-orang humoris jadi banyakan bercandanya :") hahaha but i like this kind of brainstorming for sure:))

Kemudian di hari keempat, alias hari terakhir, kegiatannya adalah public conference, dan presentasi hasil diskusi dari tiap perwakilan kelompok sebanyak 2 orang. Di malam harinya, kita mengikuti closing cermony dalam bentuk cultural night dan setiap delegasi mengenakan pakaian khas daerahnya masing-masing. Seru banget parah hahhahah dan pakaiannya unik-unik. Selain itu ada juga awarding untuk tiap delegasi dalam tiap kelompok, dimana terdapat 3 kategori yaitu best paper, best presenter, dan the most outstanding initiator. What a lovely night! :")

Dan ituu tadi sekillas pengalaman ku mengikuti kegiatan AYIC 2018. I really miss my chamber mates (citra, dhea, nara, han, hai, farid, andrew) 😄 Tapi yang pasti, mengikuti kegiatan semacam ini sangat berguna untuk kita para generasi muda terutama who curious about SDs issues dan memiliki semangat membangun negeri haha! Keep moving forward and go beyond your limit guys! 2019 will be ours :)
#ceritawistha





Comments

Popular posts from this blog

First Timer in: #Jogja

We Meet Each Other By A Reason

Apakah negatif = buruk (?)