Catcalling is not a joke, dude


Sampai saat ini, gue masih bingung dengan jalan pikiran orang-orang yang menganggap catcalling itu adalah suatu hal yang biasa dan engga perlu dijadikan masalah. Buat yang belum tahu catcalling itu apa, catcalling adalah  gangguan-gangguan yang seringkali dialami di jalan berbentuk godaan atau pelecehan secara verbal.

Balik lagi ke fenomena catcalling yang makin marak terjadi di Indonesia dan mayoritas (tapi pasti iya sih) dialami oleh kaum perempuan. Opini gue kali ini bukan hanya dari sudut pandang gue sebagai perempuan, tapi gue juga berusaha mendalami "kira-kira apa sih yang dipikirkan para catcallers sampai mereka bisa melakukan hal-hal super menjijikan kayak catcalling"

Tapi semakin lama gue berpikir, yang muncul di otak gue hanyalah para catcallers tersebut berusaha untuk "menunjukkan jati dirinya" kepada para korban-korban catcalling tersebut. Beda cerita kalau misalnya pelaku catcalling itu pernah trauma atau punya masalah psikologi lainnya. Tapi yang mau gue soroti disini adalah kalau catcalling itu dilakukan untuk menunjukkan kalo pelaku catcallers itu "hebat" karena udah berani ngegodain anak orang atau mungkin mereka pikir yang mereka lakukan itu cuma buat lucu-lucuan. Apalagi yang sering menjadi korban catcalling itu adalah perempuan yang lagi jalan sendirian. Fyi, itu SANGAT tidak nyaman dan SANGAT TIDAK LUCU (buat kalian yang mengangap ini adalah candaan semata).
Kita enggak pernah tahu apakah korban catcalling itu tipe orang yang kuat, sabodo teuing, sensitif, atau penakut. 
Kita enggak pernah tahu apakah korban catcalling ini nantinya akan merasakan trauma mendalam karena perlakuan tersebut.
Kita enggak pernah tahu gimana perasaan keluarga, atau orang-orang terdekat korban tersebut kalau tahu anggota keluarganya mengalami cat calling.

Gue sangat mendukung jika catcaling ini nantinya akan dimasukkan dalam Undang-Undang sebagai bentuk pelecehan. Karena ini memang pelecehan psikis yang sangat merugikan kaum wanita apalagi kalau korban trauma dan takut berada di suatu tempat umum karena dia pernha mengalami pelecehan catcalling di tempat umum tersebut. 
Siapa yang bisa bertanggung jawab? Siapa yang harus disalahkan?
Maka dari itu, gue berharap para catcallers khususnya di Indonesia bisa berkurang dan cepet-cepet sadar, supaya para wanita yang biasa menjadi target catcalling bisa merasa nyaman di negaranya sendiri.
Sekian.


Untuk artikelnya kalian bisa cek disini:
https://www.researchgate.net/publication/320259582_The_Effects_of_Exposure_to_Catcalling_on_Women's_State_Self-Objectification_and_Body_Image/download

Comments

Popular posts from this blog

First Timer in: #Jogja

We Meet Each Other By A Reason

Apakah negatif = buruk (?)